12/12/2009

Cerita Sepotong Malam

Kita kembali menapaki lajur-lajur sepi jalan yang dulu pernah memberikan kita banyak hal. Ada banyak makna bahkan kenangan yang tak rangus dimakan roda jaman yang terus lapuk menua. Walau tak persis seperti dulu, tapi banyak konstruksi yang tidak berubah, ada ornament yang tetap khas dengan tarikan pahat ukiran khasnya.
Beberapa saat yang lalu kamu menceritakan itu kepadaku. Walau kuakui tak terlalu sering menyimak ceritamu, ada yang tetap membekas. Misalnya saja tentang impian pada suatu hari dibagian malam yang syahdu bersamaku. Atau sepotong harapanmu mengenai abdi yang akan kau kokohkan untuk satu-satunya mimpi yang terindah bagimu yaitu bersamaku dalam setiap keadaan.
Ditelingaku sering terbisik ucapan-ucapan halus penuh harap. Walau aku takut mengecewakanmu, aku kadang juga takut memenuhi harapanmu.
Disuatu malam yang berbeda kau jelaskan kepadaku tentang bintang yang indah, tentang cerita sepotong malam yang selalu kau jemput dalam lamunanmu. Dipundakku sering kau sandarkan peluh karena bahagia atau sedih karena pedih. Dan terkadang kau sengaja mengajakku untuk melepaskannya lewat cerita sepotong malam yang kita sisa.
Namun cerita akan selalu sama dengan sebelumnya. Disaat pertama kita dipinggiran jalan itu atau saat setelah kita pergi dan sekarang kembali menengok rauh tangan halusmu dulu disini lewat hari yang sekarang.
Aku rindu pada sepotong cerita malam yang sering kau suguhkan….
Setelah aku disini aku malah sering bisa mengingat cerita indah itu tanpamu, atau tak lengkap cerita itu tanpamu. Aku rindu harap-harapmu pada keadaan kita yang sederhana, pada jalan kita yang temeram mendekati abu-abu….
Namun itu sepertinya akan berubah sepanjang cerita malam kita masih lengkap dikumpulkan malam yang dulu kita lewati. Masih cukup kuat untuk mega dengan dukungan doa alam yang tau betapa besarnya rasa sayangmu padaku dan sebaliknya. Jika itu masih demikian, demikian pula aku harap malam setelahnya bertahun-tahun. Karena aku ingin menyisihkan malam tanpamu dengan selalu denganmu. Malam melopong tapi menjadi indah dengan cerita-ceritamu yang sering. (Kendari 13 Desember) saat mengingatmu dimalam yang lain.

2 komentar:

Chichi Kartika mengatakan...

mmbhgiakan mmg klo qta punya tmn berbagi saat.sa suka critamu tmn..kisahnya bikin iri.heheee..

Anonim mengatakan...

Tokoh "kau" dlam cerpenx mirip aku ya.. N anehx aku benar2 merasa it is me.. Hehehe... ...."Ge Er"...