1/23/2010

PUISI Ulang tahun Wisanggeni

Tidak kubawa lentera untuk menerangimu dalam rinai gulita.
Karena tak sanggup kubuat sendiri,
Sempat kurakit ingatanku untuk menemuimu
dalam tiga perempat malam dibulan bisu.

Sepengetahuanku yang sederhana,
kau tiba-tiba kesumat yang binarmu menyembuh
gores belati perih yang sudah menahun.

Kupanggil kau dalam kangkangan rembulan bisu,
untuk menakar makna aksara yang menjadi janin.
Ini  dia, bagiku gelapmu adalah kekasih bait garis diatas mistar.
kekasihmu adalah halaman putih,
dan wajahmu memapar dalam kolom bacaan kami.

Untuk kali ini semua setuju rindu berkalang adalah milikmu.
Binarmu yang itu sekali waktu akan menjadi penawar pahit.
Kemudian mereka bangkit dengan lisan yang menggagap.
aku yakin namamu akan memajang dipagi dan disore.
Lalu rindu berkalang akan menemukan jodohnya.

Tidak ada komentar: