8/04/2009

Gadis

Tentang sang gadis itu, kumulai,

Pesolekmu kian menghantam kesadaranku membawanya kepada ketergantungan yang tak terdapat.
Puisi tak lagi indah buat kita yang selalu menjadi bayang dari kepongahan yang kita ciptakan sendiri.
Aku tak lagi mendapatkanmu sekali saja membayangiku akhir-akhir ini. Kemana bayangmu yang kusadari maya namun begitu kuat permainkan imaji?.
Mengapa tak pernah lagi kutemukan kamu menggodaku dengan senyum manismu kini.
Setiap hari yang dulu tak pernah kau lewatkan tanpaku. Romantisme cinta yang hanya sedikit orang mengerti maknanya saat ini.
Kita dan bayang-bayang kamu denganku telah tewas tergilas entahlah. Hedonisme memang telah menempatkan cinta itu tak lagi tinggal pada ranahnya yang kudus.
Dinafikan dan teraniaya oleh mereka yang menamakannya nafsu.

Sang gadis bagaimana?
Sedikit juga yang tahu bahwa luar biasanya kamu dalam khayalku, selalu membingkaimu mengalahkan segala yang tercantik,
segala yang terindah, dan segala yang menyenangkan. Tak ada selainmu dimanapun kecuali DIA TUHANKU.
Sang gadis sayang yang tak pernah ada lewat fantasi yang tak indah.
Engkau tahu karenamu kurelakan setiap tidurku tak nyenyak, setiap pikiranku tak karuan, dan setiap mimpiku hanya untukmu.
Sang gadis yang tak pernah ada selalu indah.
Terlalu manis….,
kurenungkan dan tempatmu diruang kosong yang kusiapkan hanya untukmu.
Mungkin esok aku tak lagi bisa berkhayal mengajakmu.
Entah esok kamu tak lagi mau kuajak berkeliling mengintari waktu yang kita ciptakan lewat sayang kita dalam hati satu sama lain.
Karena kau sang gadis yang tak pernah ada lagi untukku karena yang lain, atau aku tak lagi untukmu karena yang lain sekalipun itu kesibukan yang mengikismu.
karenanya aku minta maaf padamu.

Dan akhirnya kuakhiri untuk terakhir…
Demi gadis dalam khayal, demi cinta yang pergi tak menanda…

Tidak ada komentar: