Kuhela nafas panjang tak karuan. Aku bingung malam ini aku tak menemukan diriku seperti biasanya. Kadang aku berpendapat dan bahkan bersikukuh bahwa akulah yang paling kuat. Kuat menempa segala yang orang lain belum tentu bisa melakukakannya. Seperti yang lain juga memaknai hidup, aku belajar meyakini apa yang telah aku putuskan. Keputusan yang mungkin orang lain tidak terima, atau sama sekali tak mau ambil pusing.
Hingga berkesimpulan bahwa “Terkadang memang hidup terlalu keras”, semakin keras hingga pilihan tak tahu yang mana. Terkadang pula aku merasa sangat kuat seperti kuatnya hatiku menepis semua yang menyengirku. Namun kadangkala aku terlalu lemah, bahkan sangat lemah. Aku tak bisa menyadarkan diriku sendiri atas harapan yang tak tahu akan berpangkal dimana atau bermuara kemana. Helaan nafas saja tentunya tak banyak membantu. Kadangpula ingin kurasakan seperti yang orang lain yang merasakan sederhana hidup tanpa beban berarti namun hakiki.
Mungkin jika orang lain menganggap bahwa memang kebingunagan yang kebanyakan merajai masa-masa sulit seperti ini, aku tak tahu justru apa yang aku rasakan saat ini. tak mampu kutemukan diriku yang yakin selama ini. walaupun jelas ini hanyalah kontemplasi yang pasti terjadi. Kuusahakan diriku sibuk untuk sekedar menyibak perasaan yang mungkin tak ada yang ada disekelilingku bisa mengetahui jangankan mengerti. Aku tak tahu ini salah atau memang inilah jalanku. Aku terlalu berani atau memang dasarnya aku yang tak pernah bersyukur.
Malam ini kutemukan lagi diriku menganga tanpa sadar, gelisah tak yakin apa yang telah kutempuh untuk hidupku, keluargaku dan orang-orang yang menyayangiku dalam hidup. Tak banyak yang kumengerti dari ubahnya tanah menjadi pasir atau kayu yang menjadi abu karena api. Mendengkur karena peluh yang terlalu menguasaiku. Aku masih bingung menemukan diriku dalam malam yang bercengkerama bersama suara jangkrik, dan suara keyboard computer karena ulahku.
Tahukah aku selama ini hanya bersembunyi dalam tawa yang kuciptakan untuk diriku dan senyum untuk orang-orang yang ada disekelilingku?. Aku hidup dala kungkungan tirai lembut namun menyakitkan. Menjadi harapan bahkan asa orang-orang yang menyayangiku. Berusaha bersembunyi dalam image yang sempurna ku buat untuk dipuji atau dicela. Aku tak tahu diri, terlalu angkuh, dan sekarang boleh dibilang capek. Capek mencari semua yang kuinginkan lewat trus yang dibebankan kepadaku hari ini. dan esok jika mungkin aku mengecewakan aku akan kemana, membayangkan senyuman orang-orang yang bangga kepadaku atau sinis yang optimis selalu dilemparkan mereka yang tidak sepaham dengan jalan pikiranku. Aku hanya selalu bersembunyi dalam tawa yang menyakitkan, dan dalam harapan yang belum terjawab…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar